Dairy Sadness #2
Sepertinya tidak semua yang saya lakukan untuk mengapresiasi sesuatu akan mendapat tanggapan yang positif. Beberapa hari lalu, entah hari apa, saya mendapatkan pesan dari orang yang saya apresiasi gambarnya. Karena saya mencari dan berteman dengan orang-orang yang gambar ilustrasinya keren dan bagus di sosial media. Walaupun tidak saya kenal, tetapi karena saya suka dengan gambarnya, saya tetap meminta pertemanan pada orang-orang itu.
Pesan itu isinya tentang supaya saya berhenti melakukan apresiasi terhadap karya atau gambarnya di akunnya karena dia rasa terganggu dengan notifikasi yang saya timbulkan dari react love saya terhadap gambarnya. Secara halus sih kata-katanya terketik di pesan itu.
Tetapi entah kenapa, itu membuat saya kaget, dan rasanya tidak enak. Padahal sekedar mengapresiasi karya yang banyak darinya dan itu mengganggunya. Terus saya balas minta maaf padanya.
Terus saya berfikir merendah, silahkan unfriend saja kalau tidak suka kak, begitu balasan saya agar saya tidak terlalu mengganggunya. Balasnya darinya lagi yaitu dia suka saat ada yang mengagumi gambarnya tapi itu mengganggunya, dan tidak sadar dia sudah unfriend saya saat itu, sebelumnya saya pernah berteman dengannya tapi setelah saya cek lagi setelahnya, ternyata sudah tidak berteman.
Huuft. Rasanya aneh, menjadi seorang pengganggu, karena mengapresiasi. Perasaan sedih juga masih terasa seharian saat itu, dan balasan terakhir dari saya yaitu minta maaf sekali lagi. Namun tidak dibaca olehnya.
Memang menjadi seorang yang agak berlebihan bodohnya agak menyedihkan jika bersanding dengan orang-orang yang sangat silau dengan kemampuan yang dimilikinya.
Komentar