Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Hari Ini Di Dalam Hati dan Di Luar Sana

  Yah, alhamdulillah saat ini masih bisa bernafas dan beribadah kepada-Nya. Semoga tetap bisa beribadah terus dan bersyukur. Tetap berharap semoga dan semoga. Sebelum sampai ke hari ini, ada banyak perjalanan panjang, penuh pikiran-pikiran yang membuat diri ini sedikit terganggu, entah ini adalah proses, atau diri ini yang masih banyak mengeluh. Hari ini cuacanya cerah seperti semangat untuk memulai kegiatan yang direncanakan, tapi diri ini masih terkurung di balik pintu dengan bayangannya yang gelap. Semua orang dan teman-teman saya mungkin sedang melakukan aktivitasnya. Bersenang-senang dengan rencananya dan proses-proses lainnya. Tapi saya tidak ikut pada kegiatan itu, karena pikiran, tubuh dan mental ini masih berdiam di sini. Mengerjakan yang bisa dikerjakan tanpa interaksi dengan orang lain. Memikirkan tanggung jawab yang dibebankan, tugas-tugas yang harus dikerjakan, atau lari dan menghindar karena kemampuan saya yang belum berani mencoba lagi. Masih seperti ini. Saya masih begi

Kondisi Saat Ini

 Saat ini adalah saat di mana orang-orang diharuskan untuk menahan diri untuk bergerak dan bepergian bebas tanpa memperhatikan kesehatan dan kebersihan. Karena penyakit yang sedang ramai memakan korban dan pasien yang tiap harinya bertambah ratusan orang. Keadaan saya sendiri, Alhamdulillah, Allah masih memberikan kekuatan untuk bisa beribadah, namun akhir-akhir ini, karena sering keluar rumah karena keperluan keluarga, jadi perasaan saya jika sore atau malam tiba, rasanya kurang baik, seperti agak demam, kadang badan rasanya letih, tenggorokan rasanya berbeda dari biasanya, dan beberapa hal lain. Mungkin karena pola jam tidur yang kurang sehat, karena malam biasanya masih terjaga dan kurang olahraga. Senang bisa di rumah dan berkumpul bersama keluarga, tapi dengan keadaan seperti ini, rasanya kurang bagus jika terlalu sering berdekatan, takutnya menularkan penyakit yang saya sendiri tidak tau apa. Akankah penyakit yang seperti kebanyakan orang, atau apa. Rasanya saat menulis ini seper

Diary Sadness #3

 Hari ini, saya mengikuti sebuah kelas, biasanya sih disebut dengan seminar online atau webinar. Tapi saya jarang menggunakan istilah tersebut, karena kurang cocok. Di kelas tersebut, isinya tentang tips-tips dan sharing bagaimana dalam melakukan beberapa hal yang memungkinkan orang lain menerima ajakan kita, khususnya dalam kebaikan agama. Yang dibicarakan dalam kelas itu semua berkaitan dengan mengajak kebaikan dalam beragama. Saya sendiri, sebenarnya memiliki sebuah amanah atau tanggung jawab dalam sebuah organisasi yang saat ini saya pegang, namun kondisinya tidak begitu baik. Saya pun sebenarnya bagaikan penerus yang tidak memiliki kemampuan dalam tanggung jawab tersebut, namun dipilih agar organisasi tersebut tetap ada. Mungkin segitu tentang kaitan diri saya dengan kelas yang saya ikuti. Dalam kelas tersebut, ada beberapa tips yang disebut efektif untuk mengajak orang-orang untuk ikut bersama kita. Dan poin-poin yang disampaikan seakan membuat diri saya menjadi tidak ada apa-apa

Entahlah, Malam Ini

Astagfirullah, sudah beberapa aplikasi yang sudah saya download untuk mulai mengerjakan tugas kuliahan. Tapi tidak ada aplikasi yang bisa terinstall di komputer. Ini sudah aplikasi yang ke-5 saya download dengan versi yang beda-beda. Berharap terakhir ini bisa terinstall dengan baik. Aamiin Ya Allah. Oh iya sedikit juga yang selalu saya pikirkan saat mendengarkan radio milik tetangga. Yang mungkin setiap malam berbunyi. Tapi saat saya menulis ini, sedang tidak terdengar suara radio itu. Jujur saya suka radio, mendengarkannya, lagunya, penyiarnya, konten atau acara yang diadakan. Tapi tidak untuk radio yang didengarkan oleh tetangga saya ini. Saya bosan sampai jengkel saat mendengarnya. Karena hanya itu saja saluran yang didengarkan sepanjang hari. Suaranya pun lumayan keras. Konten dan lagunya terlalu monoton. Penuh dengan iklan pengobatan yang selalu diulang bahkan lebih dari ratusan kali dalam sehari meskipun saya tidak tau pasti berapakali. Juga tidak ada sama sekali penyia

Jalani yang Baru!

Tadi setelah buka puasa, saya dan keluarga kumpul di ruang tamu dan tv sedang dinyalakan. Saya mengatakan pada mama saya, saya mau panjangkan rambut sampai sini deh, hehe. Begitu kata saya. Dan mama saya balas dengan kalau rambut panjang terus badan kurus nanti dikira pemakai. Haha iya juga sih. Tapi itu tidak jadi halangan. Tinggal cari cara agar tidak jadi sekurus ini, atau setidaknya tidak selemah saat ini. Dan nanti juga bisa diakali pakai pakaian dengan lengan yang panjang. Hehe. Juga karena habis melihat gambar teman kuliah saya yang bisa sampai dinotice oleh orang yang dibuatkan gambarnya, orang yang lumayan terkenal walaupun saya tidak kenal karena main saya kurang jauh. Hahaha.  Itu buat saya iri, dan semangat untuk berbuat sesuatu terhadap diri saya saat ini. Dan apa yang saya pikirkan!? Yah! Improvisasi dan hal lainnya yaitu. Memanjangkan rambut ini membuat saya jadi lebih bersemangat. Sambil teraweh tadi juga saya berpikir tentang bagaimana nanti kalau rambut saya

Dairy Sadness #2

Sepertinya tidak semua yang saya lakukan untuk mengapresiasi sesuatu akan mendapat tanggapan yang positif. Beberapa hari lalu, entah hari apa, saya mendapatkan pesan dari orang yang saya apresiasi gambarnya. Karena saya mencari dan berteman dengan orang-orang yang gambar ilustrasinya keren dan bagus di sosial media. Walaupun tidak saya kenal, tetapi karena saya suka dengan gambarnya, saya tetap meminta pertemanan pada orang-orang itu. Pesan itu isinya tentang supaya saya berhenti melakukan apresiasi terhadap karya atau gambarnya di akunnya karena dia rasa terganggu dengan notifikasi yang saya timbulkan dari react love saya terhadap gambarnya. Secara halus sih kata-katanya terketik di pesan itu. Tetapi entah kenapa, itu membuat saya kaget, dan rasanya tidak enak. Padahal sekedar mengapresiasi karya yang banyak darinya dan itu mengganggunya. Terus saya balas minta maaf padanya. Terus saya berfikir merendah, silahkan unfriend saja kalau tidak suka kak, begitu balasan saya

Mimpi tentang Sekolah

Kembali menulis untuk menyampaikan pikiran yang ingin saya sampaikan. Tetapi hanya lewat tulisan saja. Malam ini, saat menulis ini, masih ada tugas yang harus dikerjakan. Tetapi keinginan menulis ini harus dilakukan cepat, karena nanti takutnya hilang. Hahaha. Sudah beberapa hari ini terjadi. Mimpi dengan tema yang sama. Tentang sekolah. Sekitar 3 hari lalu, dengan rentan waktu yang cukup dekat. Setiap tidur di malam hari, mimpi tersebut terjadi. Yang membuat terbangun di pagi hari. Hahaha. Agak siang sih, jadinya sholat subuhnya terlambat karena baru bangun atau bangun sadar tapi tidur lagi karena masih ngantuk. Hahaha. Parahnya. Dalam mimpi tersebut juga ada orang yang ingin langsung ku sampaikan, tetapi sepertinya tidak memungkinkan karena dirinya mungkin tidak perduli dengan pembahasan mimpi yang terjadi selamam. Hahaha. Jadi saat ini waktunya untuk menyampaikannya melalui tulisan. Siapa yang mau membahas dan membicarakan tentang mimpi yang telah dialami semalam? Hahah

Tidak Sama dengan Yang Diinginkan

Kemarin saya nonton di Youtube, tentang refleksi diri, tema yang dibahas secara garis besar yaitu bagaimana diri sendiri bisa bangkit dengan menyampaikan isi pikiran dan menuliskannya sebagai bahan bacaan sekaligus menuangkan emosi yang tidak tersampaikan. Agar nantinya kita sebagai diri sendiri bisa membacanya dan menjadi refleksi untuk bergerak lebih maju dan tidak melakukan hal yang sama. Hal tersebut yang melatarbelakangi saya ingin lagi menulis di blog sederhana ini, untuk menyampaikan emosi-emosi yang mungkin mengganjal dan semoga bisa saya baca lagi nantinya. Hari ini dan beberapa hari kemarin, rasa-rasanya seperti malas. Sangat malas untuk kerja tugas, malahan mencari teman yang tidak kerja tugas juga atau mencari teman yang sudah selesai untuk dijadikan referensi. Teman-teman juga bilang kalau saya sudah agak berubah menjadi agak berbeda, yang lalu-lalu itu kalau ada tugas, saya yang ditanyai. Dan sekarang saya yang menjadi banyak tanya karena tidak paham. Entah kenap

Semuanya Berbeda

Saat menulis ini, malam hari ini kondisinya sedang hujan dengan ditemani dengan kembang api yang silih berganti meramaikan langit di sekitar kota. Juga ditemani dengan suara dan lagu orang-orang yang sedang bergembira malam ini, tepatnya beberapa meter dari tempat tinggal saya. Yah, untuk tulisan kali ini, saya telah memperhatikan keadaan diri saya sendiri saat ini dan beberapa waktu kebelakang, dengan orang-orang yang dapat saya jangkau baik itu dengan media sosial ataupun secara langsung saya merasakannya. Okeh, saya akan mulai. Setelah tadi mengecek beberapa status teman di media sosial, saya melihat mereka telah banyak perbedaan yang saya rasakan, yah, memang pada dasarnya setiap orang akan berubah sesuai dengan kemauannya. Tetapi, perbedaan tersebut membuat saya iri. Mulai dari beberapa teman yang saat ini telah memiliki device baru yang dari pandangan saya, itu merupakan hal yang keren dengan memilikinya dan membuat sesuatu dengan device tersebut. Laptop, display tablet, pen ta